KONSULTASI
Logo

Harga TBS Sawit Sumbar Naik Tipis, Produktivitas Turun 25% Akibat Banjir

22 Desember 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Harga TBS Sawit Sumbar Naik Tipis, Produktivitas Turun 25% Akibat Banjir
HOT NEWS

sawitsetara.co – PADANG – Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 22-31 Desember 2025.

Penetapan ini dilakukan oleh Tim Satuan Tugas Rumus Harga TBS yang melibatkan berbagai pihak terkait. Berdasarkan penetapan terbaru, periode ini TBS Sumbar tercatat naik tipis. Pekan lalu, TBS dari kelapa sawit umur 10-20 tahun Rp 3.549 per Kg. Periode ini, harganya naik jadi Rp 3.552,18 per Kg.

Kenaikan ini dipicu salah satunya oleh harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). Sebagai salah satu penentu harga TBS, CPO periode kali ini ditetapkan Rp 14.263,50 (tidak termasuk PPN). Sementara CPO Sumbar pekan lalu dipatok lebih rendah Rp 14.231,76 per kilogram.

Di sisi lain harga Inti Sawit (Kernel) justru turun menjadi Rp 11.058,50 (tidak termasuk PPN). Periode lalu ditetapkan Rp 11.117,94. Adapun indeks K untuk periode ini ditetapkan 93,46% dan harga cangkang Rp 17,08/kg.

natal dpp

Berikut adalah daftar harga TBS berdasarkan umur tanaman:

3 tahun: Rp 2.801,04

4 tahun: Rp 2.957,16

5 tahun: Rp 3.131,08

6 tahun: Rp 3.232,33

7 tahun: Rp 3.353,92

8 tahun: Rp 3.476,31

9 tahun: Rp 3.543,78

10-20 tahun: Rp 3.552,18

21 tahun: Rp 3.420,55

22 tahun: Rp 3.414,02

23 tahun: Rp 3.361,29

24 tahun: Rp 3.202,85

25 tahun: Rp 3.164,00.

natal dpp

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatera Barat adalah Jufri Nur, SE., MM mengatakan, kendati harga TBS sawit naik dalam dua periode ini, namun produktivitas justru menurun akibat banjir.

“Iya, Sumatera Barat mengalami penurunan produktivitas kelapa sawit sejak banjir ini,” ujar Jufri Nur kepada sawitsetara.co, Senin (22/12/2025).

Lebih lanjut, Jufri Nur mengungkapkan bahwa penurunan produktivitas mencapai sekitar 25%. “Ada sekitar 25% penurunannya,” tambahnya. Selain penurunan produktivitas, banjir juga menyebabkan gagal panen dan kesulitan panen di sejumlah kebun kelapa sawit. “Iya belum semua surut (banjirnya)."


Berita Sebelumnya
Di Tengah Isu Lingkungan, CPOPC Ingatkan Sawit Penopang Pangan Dunia

Di Tengah Isu Lingkungan, CPOPC Ingatkan Sawit Penopang Pangan Dunia

Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Izzana Salleh menegaskan bahwa perdebatan global mengenai minyak sawit kerap terjebak pada isu perdagangan semata, padahal peran komoditas ini jauh lebih fundamental.

21 Desember 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *